Konvermex: Masalah Cacingan, Sebab dan Solusinya
Kuingat waktu kecil dulu. Berulang kali orang tua membelikan obat cacing untukku. Aku suka meminumnya. Manis campur asam rasanya. Kenapa aku dibelikan obat cacing?
Karena
susah makan dan badannya kurus. Mereka curiga aku kena cacingan. Apa itu cacingan? Masyarakat kita sangat
akrab dengan istilah itu.
Mereka memahami bahwa anak yang kena cacingan itu di
dalam perutnya terdapat cacing-cacing yang ikut makan makanan yang dimakan oleh
si anak.
Hal ini membuat anak jadi kurus dan cacing berkembang biak sehingga
perut anak penuh cacing. Ngeri ya? Makanya, di zaman aku kecil dulu, cacingan
disimbolkan dengan gambar anak kecil tanpa baju, badannya kurus tapi perutnya
buncit. Ini pandangan orang awam.
Sebenarnya, secara ilmiah, orang disebut cacingan ketika ia
terinfeksi cacing. Jenis cacing yang dapat menginfeksi manusia ada banyak
macamnya.
Namun secara garis besar, ahli membaginya ke dalam tiga
kelompok. Bila disebut istilah cacingan,
langsung terbersit di benak kita sosok anak kecil. Memang, kebanyakan kasus
cacingan menimpa anak kecil. Tapi, apakah orang dewasa tidak mungkin terkena?
Oh, jangan merasa aman ya! Mesti kita ketahui kalau orang dewasa juga bisa kena
cacingan. Lantas apa saja gejala atau
tanda-tanda kena cacingan itu? Gejala cacingan pada anak maupun dewasa, pada dasarnya
sama.
Di antaranya sakit perut, diare, mual, muntah, lemas, dan berat
badan turun. Namun bila dicermati, sebenarnya gejala cacingan lebih bervariasi.
Hal ini ditentukan oleh jenis cacing yang menginfeksi tubuh penderita. Berikut ini adalah beberapa bentuk gejala
setiap jenis cacing yang menginfeksi.
Pertama, cacing kremi. Gejalanya antara lain gatal di sekitar anus,
utamanya pada malam hari; perut mual dan nyeri, serta kurang nafsu makan.
Kedua, cacing tambang. Cacing ini masuk ke
dalam tubuh melalui pori-pori kulit, dan biasanya bagian kaki. Jadi, gejala
awalnya adalah gatal pada kaki. Baru kemudian perut terasa sakit, diare, nafsu
makan turun dan berat badan mengikutinya. Kemudian anemia dan badan lemas.
Ketiga, cacing gelang. Cacing ini masuk ke
dalam tubuh melalui pernafasan. Gejalanya terbagi dalam dua tahap.
Tahap
pertama saat larva di tenggorokan dan paru-paru.
Tahap kedua saat mereka masuk
ke dalam usus dan tumbuh menjadi cacing dewasa. Gejala tahap pertama adalah
batuk, demam, serta sesak nafas. Dan gejala tahap kedua adalah mual, muntah,
diare, BAB berdarah, nafsu makan turun, dan berat badan ikut turun.
Keempat, cacing pita. Cacing ini bisa
menginfeksi usus dan organ tubuh lainnya. Saat di usus, gejalanya antara lain
mual, diare, nafsu makan dan berat badan menurun, serta lemas. Bila larva
berpindah menuju organ lain, gejalanya berbeda.
Kalau otak yang diserang, timbullah sakit kepala dan kejang. Bila
hati yang diserang, muncullah kista di sana. Gejala lainnya adalah reaksi
alergi.
Kelima, cacing trichinella.
Penyakit akibat infeksi cacing ini disebut trikinosis. Gejala awalnya berupa
diare, kram perut, mual muntah, dan lemas.
Setelah sepekan, mereka menyerang
otot. Gejalanya antara lain nyeri otot dan sendi, demam tinggi, pusing, bengkak
wajah, dan sensitif dengan cahaya.
Kasus
cacingan pada orang dewasa memang terbilang jarang. Namun bila sudah terjadi
gejalanya, kita harus waspada, karena bila berlarut-larut, dapat menimbulkan
komplikasi yang berakibat fatal. Secara
umum, gejala cacingan bisa diatasi dengan obat cacing yang sesuai dengan jenis
cacingnya. Petunjuk dokter dan aturan minum yang tertera pada kemasan mesti
kita patuhi. Itu kalau sudah terjadi. Tapi orang bijak mengatakan, mencegah
lebih baik daripada mengobati. Nah, bagaimana cara kita mencegah terjadinya kasus
cacingan dalam keluarga? Yang pasti dan utama adalah menerapkan gaya hidup
bersih.
Mencuci tangan sebelum memegang makanan harus diupayakan menjadi
tradisi keluarga. Satu lagi tradisi yang
bisa kita terapkan di dalam keluarga adalah rutin minum obat cacing.
Setiap
berapa lama?
Ahli merekomendasikan, guna mencegah infeksi cacing, kita bisa
mengonsumsi obat cacing setiap enam bulan secara bersama-sama seluruh anggota
keluarga. Jadi, demi kesehatan dan keselamatan keluarga tercinta, mari kita
laksanakan anjuran ini.
Mari minum obat cacing secara rutin setiap enam bulan
sekali secara bersamaan dengan seluruh anggota keluarga! Untuk memperoleh obat cacing, kita tidak
perlu bersusah payah. Setiap apotek menjualnya.
Harganya pun masih terjangkau
untuk kalangan menengah ke bawah. Dan ada hal yang mesti kita perhatikan dalam
memilih obat cacing. Sebaiknya kita memilih yang bisa mengatasi berbagai jenis
cacing.
Ada satu merek obat cacing yang bisa kita pilih, yakni Konvermax. Obat
cacing merek ini diformulasikan untuk mengatasi berbagai macam jenis
cacing.
Konvermax adalah obat cacing keluarga dalam bentuk suspense dan
tablet/kaplet. Di dalamnya terkandung ahan aktif Pyrantel Pamoate yang bekerja
melumpuhkan dan menghancurkan cacing, lalu mengeluarkannya dari tubuh tanpa
memerlukan pencahar. Kita dapat memilih
obat ini sesuai kenyamanan dan selera. Ada yang cair (suspensi) dan yang padat
(kaplet/tablet).
Konvermex 250 untuk dewasa tersedia dalam bentuk suspensi rasa
vanilla latte dan kaplet. Konvermex 125 untuk anak tersedia dalam bentuk
suspensi rasa jeruk dan tablet.
Komposis
Konvermax adalah, setiap 5 ml mengandung Pyrantel Pamoate setara dengan
Pyrantel base 125 mg. Lebih detail tentang
cara kerja obat adalah, Pyrantel Pamoate bekerja melumpuhkan cacing dengan cara
mendepolarisasi senyawa penghambat neuromuskuler dan mengeluarkannya dari dalam
tubuh tanpa memerlukan pencahar.
Indikasi Konvermax adalah untuk mengobati cacingan yang disebabkan oleh
parasit-parasit saluran pencernaan berikut, baik tunggal maupun campuran. Yakni
cacing kremi, cacing gelang, cacing tambang Ancylostoma duodenale maupun cacing
tambang Necator americanus, serta cacing Trichostrongylus colubriformis dn
Orientalis.
Aturan pakai Konvermax bisa
dilihat pada label, dan selengkapnya adalah sebagai berikut: Jenis suspensi - 2 – 6 tahun: ½ - 1 takaran (5 - 10 ml) - 6
– 12 tahun: 1 - 1½ takaran (10 - 15 ml) - di atas 12 tahun: 1½ - 2 takaran (15
- 20 ml) Keterangan: 1 takaran = 10
ml
Konvermax memiliki kontra Indikasi bagi penderita hipersensitif.
Efek samping yang bisa ditimbulkan di antaranya anoreksia (kehilangan nafsu
makan), mual, muntah, diare, sakit kepala, pusing, dan mengantuk.
Hal yang harus diperhatikan tentang
penggunaan obat ini adalah, harus berhati-hati untuk penggunaan pada pasien
dengan gangguan fungsi hati.
Obat ini juga tidak dianjurkan untuk anak-anak di
bawah 2 tahun dan wanita hamil. Oya.
Untuk jenis suspensi, jangan lupa kocok dulu sebelum diminum ya. Dan untuk
penyimpanan, suhu yang idealnya adalah suhu kamar (25° - 30° C).
Terakhir, sekali lagi, ayo saling menjaga kesehatan dan kebersihan
agar terhindar dari cacingan!
Komentar
Posting Komentar